Oktober 14, 2024
Ayu Sabrina, alumni program Kampus Mengajar angkatan pertama yang pernah diundang ke Istana.

Program Kampus Mengajar yang merupakan salah satu program implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diinisiasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Sudah lebih dari 70 ribu mahasiswa berhasil diterjunkan ke 15 ribu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ayu Sabrina, alumni program Kampus Mengajar angkatan pertama merupakan satu dari beberapa peserta program MBKM yang pernah diundang dan berbincang secara langsung dengan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim pada 2021.

Perjalanan Ayu menuju istana ternyata diiringi kisah menarik.

Ayu sendiri lahir di salah satu desa pedalaman provinsi Jambi.

Ayu kecil merasakan sulitnya akses pendidikan.

Namun karena bakatnya, Ayu mendapatkan beasiswa untuk bisa belajar di salah satu sekolah swasta di sana.

Titik balik ketertarikan Ayu dalam dunia pendidikan terjadi ketika dia dan keluarganya pindah dari Jambi ke Semarang, Jawa Tengah.

Ayu melihat ketimpangan yang sangat besar, khususnya pada akses pendidikan serta ketersediaan tenaga pendidik.

“Semua akses di Semarang sangat berbeda dengan yang ada di pedalaman Jambi.

Di Semarang, aksesnya terasa lebih mudah.

Kemudian juga pembelajarannya jauh lebih baik.

Karena itu, saya bertanya pada diri sendiri, kenapa ada perbedaan tersebut?” cerita Ayu dilansir dari laman Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan pada Kamis, 8 Desember 2022.

Pernah Menjadi Korban Perundungan Meskipun akses pembelajaran di Semarang jauh lebih baik dari sebelumnya, namun Ayu merasakan tekanan lain di mana dia juga sempat menjadi korban perundungan di sekolahnya.

“Saya dirundung karena pada waktu itu saya tidak punya rasa percaya diri dalam public speaking.

Bahkan berbicara dengan lawan bicara saja saya sudah gemetar,” jelasnya.

Sejak saat itu, Ayu menjadi tertantang untuk terus mengasah kemampuan public speakingnya dan pada saat yang bersamaan juga mulai aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial.

Hingga akhirnya mendapatkan informasi mengenai pembukaan pendaftaran program Kampus Mengajar angkatan pertama.

“Saya mengikuti salah satu kegiatan sosialisasinya dan merasa terpanggil untuk ikut terlibat dalam masa pemulihan pendidikan pasca pandemi Covid-19.

Tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar dan alhamdulilah diterima sebagai peserta yang ditugaskan di SDN Kuwarasan 1, Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang,” ujarnya.

Ikut Kampus Mengajar Meningkatkan Percaya Diri Melalui program Kampus Mengajar, Ayu terkejut karena ternyata di daerah Jawa pun masih ada sekolah yang masih membutuhkan bantuan.

hal ini tentu kontradiktif dengan pandangannya sejak kecil.

Ketika bertugas, Ayu menceritakan bahwa anak-anak yang terdampak pandemi terlihat kesulitan dalam belajar, khususnya karena selama pelaksanaan Pelaksanaan Jarak Jauh (PJJ) orang tua mereka tidak mendampingi secara penuh waktu karena harus bekerja.

Hal tersebut selaras dengan apa yang pernah disampaikan oleh pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam.

Menurutnya, program Kampus Mengajar yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2020 merupakan alternatif yang diberikan oleh pemerintah dalam menghadapi learning loss akibat pandemi.

“Maka untuk mengatasi learning loss tersebut, Kampus Mengajar ini menjadi salah satu penguat dan jembatan untuk mengatasi learning loss tersebut,” ujar Nizam.

Oleh sebab itu, Ayu dan teman-teman kelompoknya merencanakan berbagai program asistensi pembelajaran yang inovatif dan juga menyenangkan untuk mengejar learning loss yang dialami oleh para murid.

Sementara itu, Ayu sendiri memiliki program individu berupa kelas public speaking.

Program tersebut berangkat dari pengalamannya dan bertujuan untuk membangun kepercayaan diri para peserta didik di sekolah penugasan.

Berbagai program yang dijalankan oleh Ayu dan kawan-kawannya mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah.

Secara bersamaan, dampak yang diberikan oleh Ayu membuatnya berhasil menerima undangan untuk secara langsung berbincang dengan Presiden dan Nadiem.

Ayu juga bercerita bahwa setelah perbincangan di istana tersebut, Nadiem menyampaikan secara pribadi apresiasinya atas kemampuan public speaking Ayu dalam menceritakan pengalamannya di hadapan Presiden.

Kekurangan Ayu yang dulu sempat menjadi bahan perundungan kini berhasil mengantarkannya ke Istana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *