Oktober 14, 2024

Apakah benar jus jambu bisa meningkatkan trombosit pasien demam berdarah dengue (DBD) dengan cepat? Sayangnya, kebiasaan masyarakat yang konsumsi jus jambu saat DBD itu tak sesuai fakta. Jus jambu yang dikonsumsi pasien hanya sedikit memberi manfaatnya.

Hal itu disampaikan praktisi kesehatan dr Ngabila Salama Jumat (29/3/2024). Konsumsi jus jambu biji tidak jadi masalahah namun harus diingat bahwa jambu biji bukan pengobatan utama DBD. Jus Jambu Bisa Tingkatkan Trombosit Pada Penderita Demam Berdarah? Cek Faktanya

Jumlah Penderita Demam Berdarah di Kabupaten Pacitan Meningkat, Tembus 219 Kasus Jus Jambu Biji Bukan Obat Utama Penyakit DBD Demam Berdarah di Sampang pada Triwulan Pertama 2024 Tinggi, Tercatat Ada 133 Kasus

Demam Berdarah Renggut Empat Nyawa di Solo Waspada DBD! Ini 9 Jenis Makanan yang Bantu Tingkatkan Trombosit Darah Meningkat, Demam Berdarah di Pacitan Tembus 219 Kasus

Pasien Demam Berdarah di Bulukumba Bertambah Jadi 220 Orang "Hanya sedikit bermanfaat dan menjadi tambahan dari terapi utama yang diberikan dokter," ujar dia. Ia menerangkan, jambu biji mengandung antioksidan untuk melawan peradangan atau inflamasi penyebab trombosit terus turun.

Kemudian, juga mengandung flavonoid jenis kuersetin yang dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri di dalam tubuh sehingga trombosit tidak terus turun. "Ekstrak jambu biji dapat menghambat pertumbuhan virus dengue dalam tubuh, mencegah perdarahan dengan meningkatkan jumlah trombosit 100.000/mikroliter dalam waktu 16 jam," kata dr Ngabila. Adapun, obat utama demam berdarah adalah pemberian cairan dan menghentikan peradangan.

"Juga sebaiknya jangan jus yang berkemasan diberikan kepada pasien karena kadar gula dan pengawet yang kurang baik," terang dia. Biasanya, dokter akan menyarabkan pasien untuk memenuhi asuapan cairan, mengembalikan imun dari sayuran dan buah buahan. Serta konsumsi obat sesuai anjuran dokter.

Hingga Jumat (29/3/2024) jam 20.00 di RSUD Tamansari Jakarta Barat merawat 14 kasus DBD yang dirawat diantaranya 8 kasus anak dan 6 kasus dewasa. Kasus dewasa diantaranya dirawat di ICU, 5 kasus lainnya di ruang ranap biasa. "70 persen kasus adalah anak anak dan mayoritas usia SD dan SMP yang masih aktif bermain dan beraktivitas di jam 08.00 10.00 dan 15.00 17.00 saat nyamuk DBD sedang sangat aktif," jelas dr Ngabila.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *