Oktober 14, 2024

Memantau kesehatan ibu dan janin saat kehamilan menjadi sangat penting. Salah satu pemantauan yang perlu diawasi ibu di masa kehamilan adalah kadar gula di dalam darah. Karena ibu hamil dengan diabetes melitus, bakal menimbulkan berbagai risiko.

Di antaranya janin terlalu besar hingga pendarahan usai melahirkan. Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis kedokteran fetomaternal dari RS Pondok Indah dr Novan Satya Pamungkas, Sp. O. G, Subsp. KFM. Menurutnya ibu hamil dengan diabetes berisiko menyebabkan air ketuban janin menjadi banyak.

Risiko Ibu Hamil dengan Diabetes, Janin Terlalu Besar hingga Kematian Mendadak Ibu Hamil Makan Kurma, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan Janin Ini Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil

Vitamin Penting untuk Ibu Hamil, Dibutuhkan untuk Perkembangan Janin Anak Tidak Imunisasi, Kemenkes Ingatkan Risiko Kecacatan hingga Kematian Ini Syarat Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil, Perhatikan Usia Janin Dalam Kandungan

Ibu Hamil Dianjurkan Makan Kurma, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan Janin Kata dr Boyke Usia Berapa Bulan Ibu Hamil Dibolehkan Berpuasa? Lengkap Tips Jaga Janin Tetap Aman "Biasanya, janin dikandung ibu dengan diabetes, gendut bayinya. Bayinya besar, ketuban banyak," ungkapnya pada media briefing yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (20/2/2024).

Janin yang terlalu besar meningkatkan perut ibu meregang. Situasi ini berisiko meningkatkan persalinan prematur. Selain itu, ibu juga berisiko pendarahan pasca persalinan akibat rahim yang terlalu merenggang. "Setelah persalinan, tidak mampu kontraksi dengan baik, berakibat pendarahan masif," tambahnya.

Risiko yang ping ditakuti dari ibu dengan diabetes adalah kematian mendadak pada janin. "Pada janinnya, paling kita takutkan risiko kematian janin mendadak dalam kandungan. Karena gula darah tidak terkontrol akan menyebabkan janin seperti keracunan," tegasnya. Lebih lanjut dr Novan menjelaskan saat gula darah ibu tinggi, maka dapat menghasilkan banyak insulin.

Insulin akan ditransfer ke janin dan memakan kandungan gula yang ada di janin. Akibatnya, janin mengalami hipoglukemi atau kadar darah rendah. "Sehingga hipoglukemi, gula darah rendah itu menyebabkan kematian (janin)," imbuhnya.

Untuk mencegah itu semua, dr Novan pun menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan gula darah pada ibu hamil. Pemeriksaan direkomendasikan dilakukan dua kali. Pertama kali kontrol pada trimester awal dan kedua pada usia kandungan 24 28 minggu.

Tapi,bukan pemeriksaan gula darah sewaktu. "Jadi direkomendasikan pemeriksaan gula darah puasa dan dua jam postprandial. Setelah diperiksa gula puasa, minum air gula konsentrasi tertentu kemudian dicek dua jam kemudian. Kalau sudah aman, dibilang sudah aman," paparnya. Jika ibu dinyatakan positif maka ada beberapa hal penanganan yang dilakukan.

Pertama, memperbaiki pola hidup. Ibu hamil perlu mengatur asupan makan makan yang dianjurkan oleh dokter. Selain asupan makanan, ibu dianjurkan untuk melakukan olahraga. "Dalam dua minggu dicek ulang gula darah tidak terkontrol, naik ke terapi obat obatan . Saat ini obat terpilih tata laksana diabetes pada kehamilan adalah suntik insulin," kata dokter.

Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *